Gerbong Maut Museum Brawijaya Malang

Gerbong Maut Museum Brawijaya Malang, Pada tahun 1968 telah berdiri sebuah museum bernama museum brawijaya yang saat ini bisa Anda temui di pusat kota malang. Disini Anda bisa menemukan sesuatu yang unik dan menarik daripada museum-museum lainnya.

Karena didalam museum ini sendiri dibuat untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa para perjuang bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan republik Indonesia. Dimana pada saat itu Indonesia telah merdeka dan bangsa belanda ingin merebutnya kembali dengan perlawanan sengit.

Terutama pada masa inilah perang dunia ke-2 sedang terjadi sampai ke tanah Indonesia, di museum inilah kisah tentang berbagai usaha perjuangan bangsa dalam memperebutkan kemerdekaan dan mempertahankannya bisa Anda pahami sebagai warga Negara Indonesia.

Dimana ada satu hal yang sangat menarik dari museum brawijaya yaitu gerbong maut. Dari namanya saja bisa dibayangkan kenapa gerbong ini dikatakan gerbong maut seperti nama sebuah tempat atau alat yang biasanya digunakan untuk mengeksekusi para tahanan.

Di garbong maut ini merupakan salah satu sisa peninggalan perjuangan yang masih tersimpan rapi di Museum Brawijaya. Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana sebuah gerbong yang terlihat layaknya gerbong barang tua pada umumnya bisa memiliki julukan gerbong maut? Baik akan saya jelaskan.

Gerbong dengan sebuah nama GR 10152 yang saat ini dikenal dengan sebutan gerbong maut merupakan salah satu saksi bisu dari kisah pilu akan perjuangan warga Negara bangsa Indonesia terutama pejuang-pejuang yang menjadi tahanan di bondowoso pada waktu.

Kisah ini dimulai saat bangsa ini telah melewati beragam rintangan untuk bisa memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari para penjajah. Dimana pada saat kemerdekaan inilah bangsa belanda ingin merebut kembali tanah Indonesia lagi.

Setelah melakukan beragam peperangan dan pertarungan sengit, bangsa belanda mulai kiat melakukan penangkapan besar-besaran terhadap perjuang Indonesia pada 23 November 1947 dengan tertangkapnya ratusan pejuang dan dimasukan kedalam tahanan di kota bondowoso.

Di bondowoso inilah para tentara belanda melakukan penangkapan besar-besaran tanpa menghiraukan itu seorang pejuang Indonesia dan penting atau tidaknya peran-peran orang tersebut. Sehingga dalam waktu singkat, penjara Bondowoso tak lagi mampu menampung kian banyak para tahanan yang jumlahnya bisa mencapai angka lebih dari 600 orang tahanan.

Karena melonjaknya tahanan dan tak lagi mampu menambah tahanan, maka pihak belanda mulau memikirkan untuk memindahkan para tahanan ke kota lain yang memiliki tahanan yang lebih besar.

Di kota Surabaya lah menjadi pilihan untuk mengatasi pembludakan tahanan untuk sebagaian tahanan dipindahkan, para pejuang yang menjadi tahanan belanda inilah akan dipindahkan ke Surabaya menggunakan 3 gerbong terutama gerbong terakhir yaitu gerbong maut.

Tiga gerbong ini terdiri dari Gerbong GR 5769, GR 4416, dan GR 10152. Pemindahan terakhir tahanan tersebut menjatuhkan banyak korban lantaran tahanan yang berdesakan dalam gerbong dengan pintu terkunci padahal harus melakukan perjalanan dari penjara bondowoso  menuju penjara Bubutan, Surabaya.

Pada gerbong terakhirlah yaitu GR 10152 yang memakan korban paling banyak dikarenakan semua tahanan yang menumpang di gerbong tersebut meninggal saat perjalanan karena tidak adanya ventilasi udara sedikitpun baik masuknya udara maupun udara keluar.

Sehingga para tawanan dalam setiap gerbong selalu berteriak-terik “air, udara, makaaan” terus demikian sampai ajal menjeput mereka. Karena pihak belanda sendiri tidak menghiraukan teriakan para pejuang Indonesia yang pada saat itu bertahan untuk hiduip dan tentara belanda memang mengharapkan para pejuang mati dalam gerbong saat perjalanan.

Tercatat sebanyak 46 orang tewas, 11 orang sakit parah, 31 sakit dan hanya 12 orang sehat dalam keadaan lemas. Dari ketiga gerbong ini hanya gerbong terakhir yang memakan lebih banyak korban jiwa atau bisa dikatakan semua meninggal didalam gerbong ini dikarenakan tidak adanya ventilasi udara sedikitpun.

Berbeda pada 2 gerbong lainnya yang memiliki sedikit ventilasi udara, meskipun kecil hal itu cukup untuk membantu para pejuang Indonesia untuk tetap bernafas. Meskipun ada 8 orang meninggal di gerbong kedua, tetapi setidaknya dari 2 gerbong inilah lebih banyak menyelamatkan pejuang.

Pada keberangkatan kereta dari Stasiun Bondowoso sendiri tepat pada 23 November pada pukul lima pagi dan sampai di stasiun wonokromo pada pukul 8 malam dengan menghabisakan waktu sekitar 15 jam perjalanan menggunakan kerata menuju kematian (karena didalam gerbong kereta inilah banyak pejuang mati dalam perjalanan ).

Dimana yang saya sebutkan menuju kematian adalah lamanya perjalanan dihabiskan pada waktu siang hari dan mengangkut tawanan sebanyak 100 orang dalam gerbong yang penuh desak-desak karena minimnya ukuran gerbong dipaksakan masuk untuk para tahanan.

Karena sebagian besar perjalanan yang menghabiskan waktu pada siang hari inilah yang membuat gerbong terasa sangat panas bagaikan mesin oven seperti saat ini, konon cerita saking panasnya gerbong saat perjalanan menuju penjara bubutan ini membuat kulit para tahanan saling menempel dan mengelupas.

Sehingga gerbong maut ini telah bertempat di Museum Brawijaya sebagai saksi bisu akan betapa hebatnya pengorbanan dari para pejuang bangsa untuk mepertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan belanda dan tak hanya gerbong GR 10152 (gerbong maut) tetapi kedua gerbong lainnya juga menjadi hal penting dan saat ini dijadikan monument di Kota Bondowoso.

PENAMPAKAN DI GERBONG MAUT MUSEUM BRAWIJAYA

Pada suatu saat di kota malang sedang digemparkan oleh berita-berita menyeramkan yang menyangkut gerbong maut yang ada di museum brawijaya ini. Dimana ada berita tentang para pengunjung museum brawijaya dan saat ke gerbong maut ini secara tiba-tiba salah satu dari rombongan tersebut mengalami kesurupun dan banyak sekali cerita bahwa banyak suara-suara aneh yang berasal dari gerbong tersebut.

Disini ada pula sebuah cerita yang tidak sengaja terdokumentasi melalui sebuah foto dari kamera seorang pengunjung. Dimana pengunjung saat itu masih seorang anak smp dengan biasa dia berfoto dengan gerbong maut dan alangkah terkejutnya saat foto itu dicetak mengeluarkan penampakan seorang wanita.

Kejadian-kejadian seperti ini bukanlah pertama kalinya terjadi di museum brawijaya terutama dari gerbong maut yang memang memiliki cerita bersejarah tentang hidup mati untuk bangsa Negara Indonesia untuk tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Meskipun banyak sekali kejadian-kejadian aneh di museum atau di gerbong maut ini sendiri, tidak menyurutkan minat para masyarakat dan wisatawan untuk terus berkunjung ke tempat penuh sejarah ini. Malahan semakin banyak pengunjung museum ini setelah tau ada salah satu benda menjadi saksi bisu pejuang Indonesia.

Saya rasa dari sekian banyak informasi yang bisa saya berikan untuk Anda dapat memperkuat cinta Anda pada tanah air agar terus berkarya untuk kemajuan bangsa yang modern dan tetap menghormati,mendoakan para pejuang yang sudah berada di alam akhirat agar mereka mati dengan keadaan khusnul khotimah (meninggal untuk kebaikan dimana nanti akan masuk surga).

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *